Silahkan ikuti Twitter Misykat
Subscribe Channel Misykat TV
Suatu hari, Sufyan Tsauri yang dikenal sebagai sufi lewat di Masjidil Haram. Dia melihat Imam Ja‘far Ash-Shadiq as memakai mantel bagus yang harganya mahal. Dia berkata kepada dirinya, “Demi Allah, saya akan peringatkan dia.”
Lalu dia mendekati Imam dan berkata kepadanya, “Demi Allah, wahai putra Rasulullah! Aku tidak menjumpai pakaian seperti ini dipakai oleh Rasulullah, Ali bin Abi Thalib, dan tidak seorang pun dari bapakmu.”
Imam menjawab, “Dahulu, Rasulullah hidup pada zaman yang serba kekurangan, kefakiran, dan kini kita hidup pada zaman kemakmuran dan orang-orang baiklah yang lebih berhak daripada orang lain atas nikmat Allah.”
Kemudian beliau membacakan firman Allah, “Katakanlah siapakah yang mengharamkan perhiasan dan makan bersih yang Allah siapkan untuk hambanya. Maka, kamilah yang lebih berhak untuk memanfaatkan apa yang diberikan Allah.”
Lalu Imam menyingkap pakaiannya dan tampaklah pakaian dalamnya yang kasar dan kering. Beliau berkata lagi, “Wahai Sufyan, pakaian ini (mantel luar) untuk manusia dan pakaian dalam ini untukku.”
Apa pelajaran yang bisa diambil dari kisah tersebut? Tentu setiap orang dapat memaknai sesuai dengan kemampuan dan daya nalar masing-masing.
Ini hanya sekadar yang terlintas dibenak saya bahwa kadang manusia menilai dari aspek luar kemudian memberi label negatif. Konfirmasi pada objek yang dipandang akan Membuka selubung tirai yang tidak dipahami sebelumnya. Sebelum menilai dan bertindak pahami dahulu objek persoalan secara komprehensif agar tidak salah memahami. Cag! *** (ahsa)
Copyright © 2021 Misykat · All Rights Reserved