Silahkan ikuti Twitter Misykat
Subscribe Channel Misykat TV
Yang paling mengejutkan, malam Kamis (25 Mei 2017) di Kampung Melayu, Jakarta, terjadi ledakan bom bunuh diri. Apakah kejadian tersebut sebuah sambutan untuk bulan suci Ramadhan? Jika benar, tentu alangkah buruknya itu perilaku. Mengingatkan saya pada Bassam Tibi tentang Islamisme yang dinyatakan gerakan yang menghalalkan cara-cara kekerasan dan gaya bomber untuk mewujudkan tujuan dari gerakannya.
selengkapnya...Bayangkan dalam benak Anda kehadiran Anda pada pengadilan Ilahi. Ditumpukkan di hadapan Anda seluruh kebaikan Anda. Luar biasa banyaknya. Sebanyak pegunungan Tihamah. Anda melonjak gembira. Tiba-tiba didatangkan api besar yang membakar habis semua. Amal Anda tidak lagi sebanyak bukit-bukit Tihamah, tetapi menjadi debu yang dicerai-beraikan.
selengkapnya...Dalam Kitab Minhaj Al-Balaghah diriwayatkan khotbah Nabi Muhammad Saw menyambut bulan Ramadhan. Seperti biasa, khotbah Nabi itu singkat tetapi menyentuh hati. Di tengah-tengah khotbah, Nabi melayani pertanyaan para sahabatnya. Khotbahnya dialogis. Rasulullah Saw menguraikan kata-kata yang sederhana, tetapi mengandung muatan makna yang dalam. Di bawah ini kita memuat lagi sebagian khotbah itu dan memberikan catatan pada bagian-bagian yang sering dilupakan kaum Muslimin.
selengkapnya...Pada tingkat praksis, beberapa tahun belakangan ini negeri kita dinodai dengan dilakukannya tindak-tindakan anarkis terhadap penganut dan kelompok agama tertentu, oleh sekelompok pihak tertentu, dengan mendasarkannya pada legitimasi teologis. Kekerasan atas nama agama digunakan sebagai postulasi untuk menepis pluralitas keagamaan. Pada tingkat wacana, gagasan tentang pluralisme keagamaan sedang menjadi topik segar. Bagaimana gagasan pluralisme keagamaan dalam sorotan tokoh keagamaan Indonesia? Berikut petikan wawancara Tim Redaksi KEBEBASAN, Tantowi Anwari dan Syifa Amin Widigdo, dengan intelektual Islam Indonesia, Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat.
selengkapnya...Selesai juga baca buku Islam Alternatif karya Kang Jalal (Jalaluddin Rakhmat). Saya baca sekira dua pekan. Dicicil tiap hari saat di rumah. Saya baca saat ada luang waktu, sehingga (mohon maklum) kurang terserap "pengetahuan" yang terkandung dalam buku tersebut.
selengkapnya...Copyright © 2021 Misykat · All Rights Reserved