Silahkan ikuti Twitter Misykat
Subscribe Channel Misykat TV
Menulis obituari tak jarang menjadi ziarah yang membuat kita lebih paham akan sosok yang kita ziarahi. Inilah yang saya rasakan ketika mengetik baris-baris di bawah ini.
selengkapnya...Sesak dada ini tatkala kabar duka datang. Kang Jalal wafat (15/2/2021), setelah sebelumnya isteri tercintanya lebih dulu menghadap Tuhannya. Inilah siklus hidup manusia sebagai bagian dari sunnatullah. Saya bersaksi ia orang baik yang hidupnya penuh makna: berilmu tinggi, santun dan banyak beramal bagi kaum mustadafin. Bagi pribadi-pribadi yang terbuka, isi pesannya amat mencerahkan meski belum tentu kita sependapat.
selengkapnya...Awal kecintaan saya akan pemikiran Kang Jalal, demikian dia disapa, sejak awal semester 3, di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, awal 1994-an. Kala itu, buku Psikologi Komunikasi Kang Jalal menjadi acuan literatur kami.
selengkapnya...Kang Jalal membawa IJABI sebagai Syiah Nusantara, Syiah yang mengedepankan taqrib al-madzhahib, mendekatkan madzhab Syiah dengan madzhab Sunni, tidak mempertajam perbedaan, dan melarang melakukan umpatan kepada seluruh sahabat Nabi dan Aisyah istri Nabi karena Rahbar Ali Hamanie Iran sendiri melarangnya. Istri Nabi dan seluruh sahabat Nabi harus dihormati.
selengkapnya...Di antara eksponen pembaharu Islam Indonesia seperti Gus Dur, Cak Nur, dan Mas Djohan Effendi, Kang Jalal (panggilan akrab K.H Dr. Jalaluddin Rakhmat) adalah yang paling muda. Jika Cak Nur lahir pada 17 Maret 1939, Mas Djohan lahir pada 1 Oktober 1939 dan Gus Dur pada 4 Agustus 1940, maka Kang Jalal lahir pada 29 Agustus 1949. Walau Kang Jalal paling muda dari sudut usia, di berbagai riset dan artikel yang mengupas soal pembaharuan Islam Indonesia nama Kang Jalal selalu ditulis sejajar dengan Gus Dur, Cak Nur, dan Mas Djohan.
selengkapnya...Copyright © 2021 Misykat · All Rights Reserved