Silahkan ikuti Twitter Misykat
Subscribe Channel Misykat TV
Saha ari Jalaluddin Rakhmat? Anjeuna tenar disebat Kang Jalal. Ayeuna mah tiasa disebat Kyai Sunda. Anjeuna kakoncara ahli komunikasi, mubaligh, sareng cendekiawan Islam anu parantos seueur nyerat buku. Langkung ti 40 buku anu parantos diserat sareng medal.
selengkapnya...Haedar mengenang almarhum Jalaluddin Rakhmat memilih jalur pemikiran yang berbeda dari arus utama cendekiawan muslim Indonesia. Hal itu menjadi bagian dari dinamika seseorang dalam perjalanan hidupnya sekaligus keragaman dalam pemikiran keislaman di dunia Islam.
selengkapnya...Di antara eksponen pembaharu Islam Indonesia seperti Gus Dur, Cak Nur, dan Mas Djohan Effendi, Kang Jalal (panggilan akrab K.H Dr. Jalaluddin Rakhmat) adalah yang paling muda. Jika Cak Nur lahir pada 17 Maret 1939, Mas Djohan lahir pada 1 Oktober 1939 dan Gus Dur pada 4 Agustus 1940, maka Kang Jalal lahir pada 29 Agustus 1949. Walau Kang Jalal paling muda dari sudut usia, di berbagai riset dan artikel yang mengupas soal pembaharuan Islam Indonesia nama Kang Jalal selalu ditulis sejajar dengan Gus Dur, Cak Nur, dan Mas Djohan.
selengkapnya...Majma Taqrib atau dikenal dengan Lembaga Internasional Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam adalah lembaga yang dibentuk pada tahun 1991 atas perintah pemimpin tertinggi Iran, Imam Ali Khamenei. Lembaga ini setiap tahun mengundang tokoh-tokoh Islam dari seluruh dunia untuk duduk bersama membahas problematika dunia Islam dan mencari solusinya. Pertemuan ini berlangsung pada bulan kelahiran Rasulullah saww yang dikenal setelah itu, hafte e wahdat atau pekan persatuan. Untuk itu Dewan tinggi Majelis selalu memilih anggota Majelis Umum dari kalangan ulama, pemikir, dan cendekiawan Dunia Islam yang berprinsip pendekatan mazhab-mazhab Islam untuk masa bakti enam tahun dan untuk Asia Tenggara anggota majelis umum salah satunya adalah KH Jalaluddin Rakhmat.
selengkapnya...Sekitar lima puluh tahun setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Gubernur Madinah adalah Marwan bin Hakam. Sebagaimana lazimnya di zaman itu, gubernur harus menjadi imam shalat di Masjid Nabi. Pada suatu shalat Idul Fitri, Marwan berkhutbah sebelum shalat. Lalu seorang laki-laki berdiri dan berseru: Khutbah sebelum shalat? Ia mempertanyakan perilaku imam itu, karena sepanjang pengetahuannya Rasulullah SAW dan para khalifah sebelumnya melakukan shalat dulu baru kemudian khutbah. Jamaah tentu saja ramai. Maka jadilah perdebatan antara imam dengan salah seorang makmum.
selengkapnya...Copyright © 2021 Misykat · All Rights Reserved