Silahkan ikuti Twitter Misykat
Subscribe Channel Misykat TV
Yang paling mengejutkan, malam Kamis (25 Mei 2017) di Kampung Melayu, Jakarta, terjadi ledakan bom bunuh diri. Apakah kejadian tersebut sebuah sambutan untuk bulan suci Ramadhan? Jika benar, tentu alangkah buruknya itu perilaku. Mengingatkan saya pada Bassam Tibi tentang Islamisme yang dinyatakan gerakan yang menghalalkan cara-cara kekerasan dan gaya bomber untuk mewujudkan tujuan dari gerakannya.
selengkapnya...Pada tingkat praksis, beberapa tahun belakangan ini negeri kita dinodai dengan dilakukannya tindak-tindakan anarkis terhadap penganut dan kelompok agama tertentu, oleh sekelompok pihak tertentu, dengan mendasarkannya pada legitimasi teologis. Kekerasan atas nama agama digunakan sebagai postulasi untuk menepis pluralitas keagamaan. Pada tingkat wacana, gagasan tentang pluralisme keagamaan sedang menjadi topik segar. Bagaimana gagasan pluralisme keagamaan dalam sorotan tokoh keagamaan Indonesia? Berikut petikan wawancara Tim Redaksi KEBEBASAN, Tantowi Anwari dan Syifa Amin Widigdo, dengan intelektual Islam Indonesia, Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat.
selengkapnya...HARI MERDEKA dengan buku baru, yang terbit bulan Juli 2020. Bukunya berjudul FILSAFAT HARMONISASI karya Alfit Lyceum. Berikut penggalan isi Bab Tiga (Filsafat Sosial & Politik, halaman 147) yang relevan dengan kebhinekaan dan Indonesia.
selengkapnya...Suatu saat Socrates ditantang oleh anak muda yang wajahnya tampan. Kebetulan wajah Socrates tidak tampan. Paling jelek wajahnya. Kalau dalam pewayangan itu yang posisinya paling sisi adalah wayang yang paling jelek. Socrates itu hidungnya seperti hidung babi. Bibirnya tebal. Mulutnya besar. Meski jelek, tapi banyak yang suka kepada Socrates.
selengkapnya...Mempelajari filsafat tidak hanya mengetahui teori-teori filsafat, tetapi juga mempraktikkan cara berfikir filsafat. Filsafat berguna dalam diskusi. Misalnya kalau kita diskusi antar mazhab biasanya tidak nyambung. Katakanlah diskusi antara orang Persis (Persatuan Islam) dengan orang NU (Nahdlatul Ulama). NU bersandar pada dalil-dalil yang dipegang NU dan Persis bersandar dengan dalil-dalil yang mendukung Persis. Kalau bersandar dengan masing-masing dalil tidak akan nyambung karena memegang keyakinannya sendiri-sendiri.
selengkapnya...Copyright © 2021 Misykat · All Rights Reserved